jpnn.com - BALI sudah jadi primadona wisata sejak zaman Hindia Belanda.
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
Sore itu, Muriel Stuart Walker jalan-jalan di Hollywood Boulevard. Hujan rintik-rintik.
Sebuah poster film yang sedang diputar bioskop mencuri perhatiannya.
"Judulnya Bali The Last Paradise," kenang perempuan Amerika keturunan Inggris itu dalam buku Revolt In Paradise (terbit 1960). "Tanpa pikir panjang lagi, aku masuk," sambungnya.
Setelah nonton film tersebut, dia langsung memutuskan merantau ke
Bali.
Seingat dia, peristiwa tersebut terjadi pada 1932.
Hanya saja, setelah memeriksa literatur sejarah, saat itu tak ada film berjudul Bali The Last Paradise.
Satu-satunya film tentang
Bali yang diputar di Hollywood pada 1932 adalah
Goona Goona.
Menurut Michelle Chin dalam Bali In Film, film itu benar-benar memulai kegilaan di Amerika.
Sampai-sampai Goona Goona dijadikan diksi populer untuk menyebut sesuatu hal terkait seks.
Pada musim itu (1930), di Amerika terbit sebuah buku tentang
Bali berjudul
The Last Paradise, besutan Hickman Powell. Karya ini jadi topik hangat.
Nah, boleh jadi film yang ditonton Muriel Stuart Walker adalah Goona Goona, dan dia juga membaca buku Powell.
Entahlah. Lepas dari semua itu, yang pasti Muriel ke
Bali pada 1932 dan menetap di sana.
Untung mujur ia diangkat anak oleh Raja Bangli.
Bule Amerika itu pun mendapat nama; K'Tut Tantri. Nama untuk anak ke empat, karena sang raja sebelumnya sudah punya tiga orang anak.
Rintisan Kolonial
Wisatawan dari berbagai penjuru dunia mulai ramai berdatangan ke
Bali sejak zaman Hindia Belanda.
Karena keelokan alam dan budayanya, pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui Koninklijke Paketcart Maatsckapy (KPM), Maskapai Pelayaran Kerajaan Belanda membangun infrastruktur perhubungan ke
Bali, pada 1917.
Setelah rapi, pada 1924 KPM membuka pelayaran mingguan ke
Bali.
Yakni, dari Singapura, Batavia, Semarang, Surabaya dan Pelabuhan Singaraja, Buleleng.
Rute ini dikenal sebagai jalur
Bali Express.
Merujuk data pertama yang dikeluarkan
Official Tourist Bureau, pada 1924 sebanyak 213 pelancong datang ke
Bali.
Dua tahun kemudian, "wisatawan yang berkunjung ke
Bali sebanyak 480 orang," tulis majalah
Tourism in Netherlands East Indies, edisi 8 Februari 1927.
Merespons meningkatnya kunjungan wisatawan, KPM membangun hotel di Denpasar pada 1928. Namanya Hotel
Bali.
Hotel pertama di
Bali ini dibangun di atas lahan yang pada 1906 merupakan gelanggang perang mati-matian (Puputan) rakyat
Bali melawan Belanda.
Sejak itu, orang yang melancong ke
Bali kian ramai.
Satu di antaranya Muriel Stuart Walker (Ktut Tantri) yang berangkat dari Amerika ke
Bali pada 1932.
Hingga kini, meski tak selalu jadi yang pertama, turis dari Amerika senantiasa menempati urutan papan atas kunjungan wisata ke
Bali.
Merujuk data Pemerintah Propinsi
Bali, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang pada 2016 sebanyak 4.927.937. Dan pada 2017, jumlahnya meningkat 5.697.739.
"Klasemen" puncak ditempat China. Disusul Australia, Jepang, India, Inggris dan Amerika. (wow/jpnn)